Jagoinvestasi.biz.id – Salah satu perhatian utama dalam memilih saham adalah bagaimana pergerakan harganya mencerminkan ekspektasi pasar. Untuk CNMA, terdapat indikasi bahwa harga sahamnya menghadapi tekanan.
Menurut data di situs investasi, saham CNMA per 24 Oktober 2025 tercatat di level sekitar Rp 118 per lembar. IDN Financials+1 Situs resmi bursa menunjukkan bahwa saham ini mulai diperdagangkan sejak IPO di BEI tanggal 2 Agustus 2023. suit-baze+1
Lebih jauh, analis mencatat bahwa sepanjang tahun berjalan (Year-to-Date) saham CNMA telah terkoreksi sekitar 31,68 % per awal Agustus 2025. Bisnis Premium
Selain itu, data menunjukkan bahwa rentang 52 minggu saham ini pernah berada di kisaran antara Rp 105 hingga Rp 210. Investing.com Indonesia+1
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa harga saham CNMA sedang mengalami tekanan dan “terus turun” dari puncak-tertentu, yang menjadi sinyal kewaspadaan bagi investor.
Penyebab tekanan ini cukup banyak: kinerja keuangan yang melemah pada beberapa kuartal, perubahan perilaku konsumen bioskop, dan faktor musiman (misalnya Ramadan) yang mempengaruhi kunjungan bioskop.
Contoh: pada kuartal I 2025 CNMA mencatat pendapatan Rp 929,2 miliar, turun ~28,7 % dibanding periode sama tahun sebelumnya. Industri Kontan+1
Dari sisi teknikal, tingkat free float, likuiditas, dan ekspektasi pasar juga berpengaruh — apabila investor menganggap risiko bisnis bioskop semakin besar, maka harga saham bisa tetap tertahan atau turun.
Jadi jika Anda menekankan poin “harga saham terus turun” maka untuk CNMA memang ada basis untuk pernyataan tersebut — meskipun kata “terus turun” idealnya dilengkapi dengan konteks kuartal/semester dan bahwa mungkin sudah ada pemulihan yang mulai diantisipasi.
Perkembangan Perusahaan CNMA
Mari kita ulas bagaimana kondisi bisnis CNMA, strategi perusahaan, dan faktor-pendukung serta hambatan yang sedang dihadapi.
Profil & ekspansi
CNMA merupakan emiten yang mengelola jaringan bioskop terbesar di Indonesia lewat merek seperti Cinema XXI. Sejak IPO di Agustus 2023, perusahaan menetapkan target pertumbuhan jumlah penonton dan pendapatan. Investasi Kontan+1
Dalam strategi ekspansinya, CNMA menyiapkan belanja modal (capex) signifikan misalnya Rp 775 miliar untuk tahun 2024 dengan target penambahan 100 bioskop baru. Kompas Uang+1 Untuk tahun 2023 misalnya, tercatat 240 lokasi bioskop dengan total 1.280 layar di 60 kota dan kabupaten. Bisnis Market
Untuk 2024, CNMA melaporkan telah membuka 16 lokasi bioskop baru dan menambah 70 layar, sehingga total mencapai 256 bioskop dengan 1.350 layar di 65 kota/kabupaten. Emiten News+1
Pada kuartal I 2025, perusahaan menambah 4 lokasi baru dengan tambahan 15 layar, dan hingga 31 Maret 2025 jaringan telah menjangkau 66 kota/kabupaten dengan total 1.365 layar di 260 lokasi. Bisnis Market+1
Kinerja keuangan
Dalam hal kinerja keuangan, terdapat kombinasi sinyal positif dan negatif.
– Positif: Sepanjang 2024, CNMA mencatat pendapatan Rp 5,7 triliun, naik ~9,2 % dari ~Rp 5,2 triliun sebelumnya. IDN Financials+2Bisnis Market+2 Laba bersih naik juga (dilaporkan ~Rp 728,95 miliar menurut satu sumber) pada 2024. IDN Financials+1
– Negatif: Namun pada kuartal I 2025 pendapatan turun signifikan (~-28,7 %) dibanding kuartal I 2024. Industri Kontan+1 Untuk semester I 2025 pendapatan tercatat Rp 2,87 triliun, turun ~2,7 % YoY, dan laba bersih semester I turun dari ~Rp 424 miliar jadi ~Rp 324 miliar. Industri Kontan
Jadi, meskipun ekspansi berjalan dan ada pertumbuhan di 2024, 2025 membawa tantangan yang nyata—termasuk tekanan musiman dan perilaku konsumen yang berubah.
Strategi dan tantangan
Strategi CNMA mencakup peningkatan skala (jumlah layar & lokasi), diversifikasi pendapatan (makanan & minuman, iklan, digital), dan peningkatan pengalaman menonton. Sebagai contoh, pada kuartal I 2025 kontribusi penjualan tiket 63% dan lini F&B 33%. Bisnis Market
Namun tantangannya meliputi:
-
Penurunan kunjungan bioskop saat momentum seperti Ramadan yang mengubah kebiasaan hiburan. Bisnis Market+1
-
Persaingan dari streaming digital dan alternatif hiburan rumahan yang semakin kuat.
-
Ketergantungan pada film blockbuster (baik lokal maupun asing) sebagai magnet kunjungan.
-
Biaya ekspansi dan operasional yang besar, terutama saat pendapatan menipis.
Secara keseluruhan, perkembangan CNMA menunjukkan bahwa perusahaan punya landasan yang cukup baik (brand kuat, ekspansi, pasar besar) tetapi kondisi pasar dan operasionalnya tidak tanpa risiko.
Industri Perfilman Indonesia dan Luar Negeri — Relevansi untuk CNMA
Karena CNMA berada di sektor bioskop/hiburan, maka kondisi industri perfilman — baik di dalam negeri maupun global — menjadi faktor eksternal penting yang mempengaruhi prospeknya.
Industri perfilman dalam negeri
Data menunjukkan bahwa industri film Indonesia sedang mengalami tren positif: misalnya sepanjang 2024 terdapat 21 judul film nasional yang ditonton lebih dari satu juta penonton, dan tujuh dari sepuluh film terpopuler berasal dari produksi dalam negeri. Bisnis Market+1 Untuk CNMA sendiri, pencapaian jumlah penonton mencapai ~87,1 juta di 2024, naik ~3,3 % dari ~84,3 juta di 2023. Emiten News+1
Beberapa layanan bioskop baru dibuka di kota-kabupaten lebih kecil, menandakan bahwa penetrasi bioskop masih belum maksimal dan ada potensi pertumbuhan. Industri Kontan
Dengan demikian, dari sisi industri lokal, ada peluang bagus bagi pertumbuhan CNMA.
Industri perfilman global dan dinamika hiburan
Di sisi lain, bioskop juga harus bersaing dengan platform streaming dan konten digital yang semakin mudah diakses. Film blockbuster internasional tetap menjadi faktor besar penarik penonton, dan apabila terdapat gangguan (misalnya konten kurang, distribusi film luar negeri melemah), bioskop bisa terdampak.
CNMA sendiri menyebut bahwa momen Ramadan 2025 menjadi salah satu contoh di mana kunjungan menurun karena perubahan tren konsumsi hiburan. Bisnis Market+1
Oleh karena itu, industri luar negeri (konten, distribusi film internasional, kebiasaan menonton global) berperan juga sebagai sumber risiko dan peluang.
Relevansi untuk CNMA
Singkatnya:
-
Peluang: Pertumbuhan film nasional + ekspansi lokasi baru + penonton yang kembali ke bioskop setelah pandemi memberi landasan positif.
-
Risiko: Jika konten internasional melemah atau streaming terus mengambil pangsa pasar, maka performa bioskop bisa tertekan. Selain itu, bisnis bioskop sangat bergantung pada pengunjung—ketika kondisi ekonomi turun atau kebiasaan berubah, kunjungan bisa turun.
Dengan memegang perspektif industri ini, kita bisa lebih objektif melihat apakah saham CNMA layak dibeli atau tidak.
Apakah Saham CNMA Layak Dibeli?
Setelah melihat kondisi harga saham, perkembangan internal perusahaan, dan kondisi industri, mari kita tarik kesimpulan tentang apakah saham CNMA layak masuk ke portofolio Anda.
Keunggulan
-
Brand kuat dan pangsa pasar besar: CNMA melalui Cinema XXI sudah dikenal luas di Indonesia dan memiliki jaringan yang semakin besar.
-
Pertumbuhan industri lokal yang mendukung: film nasional menunjukkan kenaikan, dan ekspansi bioskop ke kota-kabupaten memberikan potensi pasar baru.
-
Kulitas operasional masih menunjukkan daya tahan: meskipun pendapatan turun di Q1/2025, CNMA masih mencatat EBITDA positif Rp 125,2 miliar. Bisnis Market
-
Strategi ekspansi dan diversifikasi: manajemen menyiapkan capex, produk F&B, dll – yang bisa meningkatkan monetisasi per lokasi.
Risiko
-
Tekanan kinerja keuangan: pendapatan dan laba menunjukkan penurunan terutama di awal 2025. Ini menunjukkan bahwa pemulihan penuh belum terjadi.
-
Harga saham yang sudah turun cukup jauh: potensi upside mungkin terbatas kecuali ada katalis kuat yang membalikkan sentimen.
-
Risiko industri: perubahan perilaku konsumen, meningkatnya alternatif hiburan digital, dan faktor musiman yang sulit diprediksi.
-
Untuk jangka pendek, kondisi pasar mungkin “wait and see” — investor mungkin mengamati apakah kuartal II/2025 dan seterusnya menunjukkan pemulihan nyata. CNMA sendiri disebut memiliki peluang untuk membalik kinerja pada Q2/2025. Bisnis Premium
Kesimpulan
Dengan mempertimbangkan keunggulan dan risiko di atas, saya menyimpulkan bahwa:
-
Jika Anda adalah investor agresif yang siap mengambil risiko dan memiliki horizon jangka menengah-panjang (misalnya 2-5 tahun), maka CNMA bisa dipertimbangkan sebagai salah satu opsi. Alasannya: potensi upside dari ekspansi, pertumbuhan industri film, dan harga saham yang sudah terdiskon secara signifikan.
-
Namun jika Anda adalah investor yang konservatif, mengutamakan stabilitas dan ingin profil risiko rendah, maka mungkin lebih bijak menunggu hingga ada tanda pemulihan kinerja yang lebih jelas—misalnya pendapatan dan laba kembali ke tren naik, atau hingga harga saham menunjukkan sinyal teknikal pembalikan.
-
Bila Anda memilih untuk masuk, maka beberapa hal yang patut diperhatikan:
-
Masuk di harga yang wajar — karena sahamnya sudah turun jauh, margin keamanan bisa lebih baik.
-
Pantau perkembangan kuartal II/2025 dan seterusnya: apakah pendapatan tiket meningkat, jumlah penonton naik, dan apakah ekspansi lokasi baru berjalan lancar.
-
Tetapkan strategi exit atau stop-loss karena sektor hiburan bisa sangat sensitif terhadap faktor eksternal (ekonomi, pandemi, kebijakan pemerintah).
-
Jangan menjadikan CNMA sebagai bagian mayoritas portofolio — karena risikonya cukup besar, lebih baik sebagai porsi kecil dari portofolio Anda.
-
Penutup
Saham CNMA menawarkan kombinasi yang menarik: bisnis yang relevan, potensi pasar yang luas, dan brand yang kuat — tetapi juga menghadapi berbagai tantangan yang nyata. Harga saham yang “terus turun” mencerminkan bahwa pasar sudah memasukkan banyak risiko ke dalam valuasi. Selanjutnya, apakah harga tersebut sudah mencerminkan bottom atau belum, masih menjadi pertanyaan.
Untuk investor yang siap menghadap risikonya dan percaya pada pemulihan industri bioskop/film nasional, CNMA bisa menjadi pilihan opportunistik. Namun, untuk investor yang menghindari ketidakpastian, menunggu sinyal pemulihan yang lebih kuat mungkin adalah strategi yang lebih bijaksana.




